Kapolres Bantul, AKBP Michael R Risakotta bersama jajaran Forkopimda Bantul melakukan ziarah ke makam bupati periode sebelumnya, termasuk ke makam bupati pertama Kabupaten Bantul, KRT Mangunnegoro, Rabu (17/7/2024). Kegiatan ini dalam rangka menyongsong Hari Jadi ke-193 Kabupaten Bantul,
Makam KRT Mangunnegoro berada di Makam Sentono Pagergunung, Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, kebudayaan mengajarkan bahwa harus berterimakasih kepada orang-orang yang pernah memberikan jasa besar.
Menurut Halim, KRT Mangunnegoro merupakan sosok yang sangat berjasa dan menjadi pelopor penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul saat pertama kali.
Ditambahkan, membangun Bumi Projotamansari pada ratusan tahun yang lalu tidaklah mudah.
Apalagi, Bantul memiliki luas wilayah 506,85 kilometer persegi.
Untuk itu, jasa-jasa yang telah diberikan oleh KRT Mangunnegoro harus terus dijaga dan dikembangkan dengan baik oleh seluruh elemen masyarakat termasuk jajaran pemerintah terkait.
"Maka ini setiap tahun kita ziarah dan bupati-bupati yang lain, yang sudah meninggal maupun yang masih hidup juga kita silaturahmi ke mereka," jelasnya.
Hal itu juga dilakukan untuk membawa spirit atau semangat bagi semua masyarakat termasuk penyelenggara Pemerintah Kabupaten Bantul untuk senantiasa mengingat-ingat amanat atau pesan para pendahulu.
"Mereka ini orang-orang baik, orang-orang yang punya komitmen tinggi, orang-orang yang menginginkan daerah Bantul itu maju dan masyarakatnya sejahtera," tutur Halim.
Dengan demikian, ziarah kubur tersebut dinilai memiliki manfaat ganda yakni untuk mendoakan para pendahulu, pemimpin dan pendiri Kabupaten Bantul dan untuk mengambil spirit kejuangan dalam membangun daerah.
Di sisi lain, Halim turut menyinggung, bahwa sebelum pelaksaaan ziarah makam KRT Mangunnegoro, sempat ada pelaksaan kirab dan upacara grebeg ingkung yang diikuti oleh ratusan masyarakat setempat.
"Kirab ingkung itu kan jadi Upacara Tradisi masyarakat di Pagergunung ini. Kirab itu adalah (wujud) rasa syukur masyarakat Pagergunung terhadap anugrah yang diterima oleh masyarakat," paparnya.
Apalagi, Bumi Projotamansari memiliki kebudayaan yang mana masyarakatnya harus hidup guyub rukun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar