Pasalnya, bocah tersebut mengalami luka parah akibat ledakan petasan dan kini harus menjalani perawatan di rumah sakit. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (4/5/2024) lalu.
Saat itu, orang tua korban yang sedang berada di dalam rumah mendengar suara ledakan keras.
"Ibu korban dengar ada ledakan, kemudian dari dalam kamar keluar dan ternyata anaknya terkena ledakan petasan," kata Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, Jumat (10/5/2024).
Akibat ledakan tersebut, korban mengalami luka serius pada tangan kiri, termasuk patah tulang telunjuk dan jempol, robek pada tangan, dan patah pada pergelangan tangan.
Korban pun harus menjalani serangkaian operasi di rumah sakit untuk menyembuhkan lukanya.
Menurut Jeffry, petasan yang meledak ditemukan oleh korban sekitar lima hari sebelum lebaran 2024 di wilayah sekitar rumahnya.
Petasan tersebut kemudian dibawa pulang dan disimpan.
Ayah korban, yang mengetahui keberadaan petasan, sempat mencoba membuang sumbu dan bubuk mesiu di dalamnya karena khawatir akan bahaya.
Namun, diduga masih ada sisa bahan peledak di dalam selongsong petasan, dan tanpa sepengetahuan orang tuanya, korban menyulutnya, sehingga ledakan pun tak terhindarkan.
Jeffry mengungkapkan bahwa orang tua korban awalnya tidak melaporkan kejadian ini kepada aparat desa maupun kepolisian karena takut disalahkan.
Namun, seiring berjalannya waktu dan biaya pengobatan yang semakin besar, mereka akhirnya mengadu ke lurah setempat untuk mencari bantuan.
"Biaya perawatan tidak ditanggung BPJS dan ternyata cukup besar. Sementara orangtua korban tidak mampu sehingga meminta bantuan ke pemerintah kalurahan," kata Jeffry.
Hingga saat ini, bocah malang tersebut masih menjalani perawatan di RS Sardjito, Yogyakarta, dan kondisinya sudah berangsur membaik setelah mendapatkan perawatan intensif dan operasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar